PLAY BOY and PLAYGIRL
Main cast : Kwon Jiyong (BIGBANG) and Sandara Park (2ne1)
Other cast : all member
Rated : T
Genre : Romance, humor
CHAPTER 1
Semakin hari Jiyong semakin memikirkan gadis
bernama Sandara Park itu. Setiap hari otaknya selalu dipenuhi oleh gadis itu.
Dari senyumnya yang menawan, wajahnya yang natural. Kenapa dirinya gila dengan
gadis itu. Memang harus dirinya akui, gadis itu berbeda dari mereka bertemu 2
tahun yang lalu.
‘aarrghh apa yang kupikirkan. Tidak mungkin aku
menyukainya. Tapi, dia memang cantik.’ Batin Jiyong. Dia mengacak-acak
rambutnya keras.
Sepertinya dirinya memang sudah jatuh cinta kepada
Dara. Apa yang harus ia lakukan sekarang ottokeo..ottokeo.. hah sudahlah besok
ia harus menyiapkan presentasinya. Baiklah lupakan Dara sejenak. Tapi—tunggu
dulu apakah presentasi Dara sudah selesai. Ingin sekali dirinya menanyakan itu
kepada gadis manis itu.
Meneleponnya atau tidak. Coba meneleponnya saja.
Sepertinya Jiyong memang rindu dengan suaranya.
.
.
Kring..kring..
“ya! Yeobseoyo? Nugu?” suara Dara mengalun lembut
ditelinga Jiyong.
“Nan..nan.. Ji-Jiyong Imnida,” kenapa sekarang
Jiyong yang terkenal playboy menjadi gugup didepan seorang yeoja.
“Jiyongie, waeyo?” tanya Dara diseberang sana.
“Ani. Aku hanya ingin bertanya, apa tugas mu sudah
selesai?”
“ne.. memangnya kenapa?”
“uhm. Aku hanya ingin meminta bantuan mu untuk
mengerjakannya,” pinta Jiyong.
“ne..geureo.. aku akan kerumah mu, ne?”
“mwo? Kau kerumahku? Aniya Dara-yah ini sudah malam
aku saja yang kerumah mu,”
“mwo? Benarkah? Gomawo, aku akan bersiap,” kata
Dara.
“ne, tunggu aku.”
Dara tersenyum senang. Pasalnya baru kali ini
Jiyong kerumahnya. Ia kan merapikan ruang tamu, dan tentu saja kamarnya.
Eommonya yang melihat kelakuan putrinya itu bingung. Namun, ia hanya
menggeleng-gelenggkan kepalanya.
.
.
Ting..tong.. bel rumah Dara berbunyi membuat sang
pemilik rumah melonjak girang. Tentu saja bagaimana tidak bila sang pangeran
hatinya sudah datang. Jika kita tahu, sebenarnya hatinya masih sangat menyukai
Jiyong, hanya saja ia menutupinya.
“Annyeong,” kata Jiyong, ketika Dara membukakan
pintu rumahnya.
“Annyeong,” Dara tersenyum manis melihat Jiyong
berdiri didepan. Jantungnya bedetak keras. Dia gugup, melihat Jiyong berdiri
dekat dengannya. Gadis itu memainkan ujung dress yang dipakainya.
“apa kau akan membiarkan tamu mu ini, oh salah
teman mu ini diluar heh?” ledek Jiyong.
“ani, cepat masuk.”
Dara menyruh masuk Jiyong. Jiyong memang sedikit
termangu. Memang ini adalah kali pertama ia masuk kerumah gadis yang pernah
ditolaknya dulu. Jantungnya berdegup kencang. Apa dia gugup.
“baiklah ini rumahku? Bagaimana? “
“mwo? Bagaimana apanya? Kau bertanya padaku?”
“ne.. tentu saja aigoo.. memangnya disini ada siapa
selain kita Jiyong.. ppabo!”
“ne..ne.. arasseo.. uhmm cukup bagus, rapi tentu
saja,”
“jinjja?” tanya Dara.
“Ne.. Chagiya,”
Dara terdiam mendengar kata-kata Jiyong baru saja
terlontar. Entah kenapa dadanya terasa mengahangat. Sepertinya Dara senang
dipanggil begitu. Namun, tentu saja ia harus menutupinya, ia juga ingin
membuang segala perasaannya. Ia tahu Jiyong tak akan membalasnya. Baginya Dara
yang dulu dengan yang sekarang adalah sama.
“Dara-yah, apa yang kau lamunkan? Ayo bantu aku
mengerjakannya,” pinta Jiyong, yang menyadari bahwa Dara melamun.
“ah ne.. kalau begitu ayo kekamarku,” Dara mengajak
Jiyong menuju kamarnya. Ketika melewati tangga Jiyong banyak menemukan
foto-foto Dara dan keluarganya. Foto Dara ketika masih kecil, hingga sekarang.
*****
Sekarang Jiyong barada dalam kamar Dara sendirian.
Setelah beberapa menit yang lalu Dara meninggalkanya untuk mengambilkan minum.
Jiyong berjalan mengitari kamar yang didominasi warna pink tersebut. Ketika ia
berdiri didepan meja belajar Dara, ia melihat sebuah buku. Entah apa yang ada
dipikirannya hingga ia mengambil buku itu, dan mulai membacanya.
Ckrek.. terdengar pintu akan dibuka. Cepat-cepat ia
memasukkan buku itu kedalam tasnya. Ia begitu penasaran dengan isi yang ada
didalamnya.
“ya! Jiyongie! Lama menunggu?” tanya Dara. Ia masuk
dengan membawa dua gelas minuman, dan setoples camilan.
“ani- geurae mari kita lanjutkan.”
“hu.uhm..”
Mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda.
Sebenarnya Jiyong bermain kerumah Dara tidak untuk meminta bantuannya. Lihat
saja, selama Dara menerangkan materi ia sama sekali tidak memperhatikannya. Ia
hanya melihat cara Dara berbicara, dan menerangkan.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Jiyong
pamit untuk pulang, baik kepada Dara dan Eommanya. Dara tak henti-hentinya
tersenyum, meski Jiyong sudah pulang.
*****
Jiyong menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur.
Ia bahkan belum berganti pakaian. Biarlah, ia sangat ingin tahu apa isi buku
berwarna mencolok milik Dara itu. Dalam hati ia juga merasa bersalah, karena
mengambil yang bukan miliknya. Tapi, dia begitu ingin membacanya. Baiklah ia
akan mulai membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar