Rabu, 24 April 2013

MY FANFIC DARAGON



PLAY BOY and PLAYGIRL
Main cast : Kwon Jiyong (BIGBANG) and Sandara Park (2ne1)
Other cast : all member
Rated : T
Genre : Romance, humor
CHAPTER 1
Semakin hari Jiyong semakin memikirkan gadis bernama Sandara Park itu. Setiap hari otaknya selalu dipenuhi oleh gadis itu. Dari senyumnya yang menawan, wajahnya yang natural. Kenapa dirinya gila dengan gadis itu. Memang harus dirinya akui, gadis itu berbeda dari mereka bertemu 2 tahun yang lalu.
‘aarrghh apa yang kupikirkan. Tidak mungkin aku menyukainya. Tapi, dia memang cantik.’ Batin Jiyong. Dia mengacak-acak rambutnya keras.
Sepertinya dirinya memang sudah jatuh cinta kepada Dara. Apa yang harus ia lakukan sekarang ottokeo..ottokeo.. hah sudahlah besok ia harus menyiapkan presentasinya. Baiklah lupakan Dara sejenak. Tapi—tunggu dulu apakah presentasi Dara sudah selesai. Ingin sekali dirinya menanyakan itu kepada gadis manis itu.
Meneleponnya atau tidak. Coba meneleponnya saja. Sepertinya Jiyong memang rindu dengan suaranya.
.
.
Kring..kring..
“ya! Yeobseoyo? Nugu?” suara Dara mengalun lembut ditelinga Jiyong.
“Nan..nan.. Ji-Jiyong Imnida,” kenapa sekarang Jiyong yang terkenal playboy menjadi gugup didepan seorang yeoja.
“Jiyongie, waeyo?” tanya Dara diseberang sana.
“Ani. Aku hanya ingin bertanya, apa tugas mu sudah selesai?”
“ne.. memangnya kenapa?”
“uhm. Aku hanya ingin meminta bantuan mu untuk mengerjakannya,” pinta Jiyong.
“ne..geureo.. aku akan kerumah mu, ne?”
“mwo? Kau kerumahku? Aniya Dara-yah ini sudah malam aku saja yang kerumah mu,”
“mwo? Benarkah? Gomawo, aku akan bersiap,” kata Dara.
“ne, tunggu aku.”
Dara tersenyum senang. Pasalnya baru kali ini Jiyong kerumahnya. Ia kan merapikan ruang tamu, dan tentu saja kamarnya. Eommonya yang melihat kelakuan putrinya itu bingung. Namun, ia hanya menggeleng-gelenggkan kepalanya.
.
.
Ting..tong.. bel rumah Dara berbunyi membuat sang pemilik rumah melonjak girang. Tentu saja bagaimana tidak bila sang pangeran hatinya sudah datang. Jika kita tahu, sebenarnya hatinya masih sangat menyukai Jiyong, hanya saja ia menutupinya.
“Annyeong,” kata Jiyong, ketika Dara membukakan pintu rumahnya.
“Annyeong,” Dara tersenyum manis melihat Jiyong berdiri didepan. Jantungnya bedetak keras. Dia gugup, melihat Jiyong berdiri dekat dengannya. Gadis itu memainkan ujung dress yang dipakainya.
“apa kau akan membiarkan tamu mu ini, oh salah teman mu ini diluar heh?” ledek Jiyong.
“ani, cepat masuk.”
Dara menyruh masuk Jiyong. Jiyong memang sedikit termangu. Memang ini adalah kali pertama ia masuk kerumah gadis yang pernah ditolaknya dulu. Jantungnya berdegup kencang. Apa dia gugup.
“baiklah ini rumahku? Bagaimana? “
“mwo? Bagaimana apanya? Kau bertanya padaku?”
“ne.. tentu saja aigoo.. memangnya disini ada siapa selain kita Jiyong.. ppabo!”
“ne..ne.. arasseo.. uhmm cukup bagus, rapi tentu saja,”
“jinjja?” tanya Dara.
“Ne.. Chagiya,”
Dara terdiam mendengar kata-kata Jiyong baru saja terlontar. Entah kenapa dadanya terasa mengahangat. Sepertinya Dara senang dipanggil begitu. Namun, tentu saja ia harus menutupinya, ia juga ingin membuang segala perasaannya. Ia tahu Jiyong tak akan membalasnya. Baginya Dara yang dulu dengan yang sekarang adalah sama.
“Dara-yah, apa yang kau lamunkan? Ayo bantu aku mengerjakannya,” pinta Jiyong, yang menyadari bahwa Dara melamun.
“ah ne.. kalau begitu ayo kekamarku,” Dara mengajak Jiyong menuju kamarnya. Ketika melewati tangga Jiyong banyak menemukan foto-foto Dara dan keluarganya. Foto Dara ketika masih kecil, hingga sekarang.
*****
Sekarang Jiyong barada dalam kamar Dara sendirian. Setelah beberapa menit yang lalu Dara meninggalkanya untuk mengambilkan minum. Jiyong berjalan mengitari kamar yang didominasi warna pink tersebut. Ketika ia berdiri didepan meja belajar Dara, ia melihat sebuah buku. Entah apa yang ada dipikirannya hingga ia mengambil buku itu, dan mulai membacanya.
Ckrek.. terdengar pintu akan dibuka. Cepat-cepat ia memasukkan buku itu kedalam tasnya. Ia begitu penasaran dengan isi yang ada didalamnya.
“ya! Jiyongie! Lama menunggu?” tanya Dara. Ia masuk dengan membawa dua gelas minuman, dan setoples camilan.
“ani- geurae mari kita lanjutkan.”
“hu.uhm..”
Mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda. Sebenarnya Jiyong bermain kerumah Dara tidak untuk meminta bantuannya. Lihat saja, selama Dara menerangkan materi ia sama sekali tidak memperhatikannya. Ia hanya melihat cara Dara berbicara, dan menerangkan.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Jiyong pamit untuk pulang, baik kepada Dara dan Eommanya. Dara tak henti-hentinya tersenyum, meski Jiyong sudah pulang.
*****
Jiyong menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur. Ia bahkan belum berganti pakaian. Biarlah, ia sangat ingin tahu apa isi buku berwarna mencolok milik Dara itu. Dalam hati ia juga merasa bersalah, karena mengambil yang bukan miliknya. Tapi, dia begitu ingin membacanya. Baiklah ia akan mulai membacanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Teen love Story Blogger Template by Ipietoon Blogger Template