Rabu, 19 Desember 2012



LIFE LOVE AND FAMILY

“uwaaa…. Dasar cowok sialan!”
“ehh.. gue gak sengaja, gu-gua minta maaf deh…, sini gue bantu bersihin”
“lo itu bodoh ato emang gak pinter sih.”
“ yaelah, gue kan gak sengaja, udah bagus gue mau bantu loe buat bersihin”
“trus memangnya gue bakal maafin lo gitu,?”
“mungkin memang seharusnya begitu, hehe” balas cowok itu dengan wajah watadosnya.
“hah? Sudahlah, minggir!” sahut si cewek dengan mendorong kasar bahu si cowok.
Cewek itu pun melanjutkan perjalananya menuju kelas barunya, dengan menghentak-hentakkan kakinya kuat-kuat sembari menggerutu tidak jelas. Sedangkan cowok itu masih berdiri di tempat, terdiam dengan memasang muka tak berdosanya.
‘yee… cantik-cantik kok kasar banget, belum tau gue siapa, hehehe liat aja pembalasan gue’ kata si cowok dalam hati dengan menampilkan senyum jahatnya, yang mampu membuat semua murid yang melihatnya bergidik ketakutan.
Fufu
Kring..kring..kring..
Bel masuk pun berbunyi, semua murid berhamburan berlomba memasuki kelasnya masing-masing. Seperti di kelas XI-IPA1, kelas yang berisi murid-murid jurusan ipa dengan otak mereka yang diatas rata-rata. Terdengar kegaduhan didalamnya.
“halo sob? Napa muke lu kok udah suntuk aja, liat tuh anak-anak pada rame sendiri! Tenangin kek, gimana gitu?”
“males gue, udah biarin aja, ntar kalo capek, juga berhenti sendiri” sahutnya dengan menghela nafas panjang.
“lo kenapa, emang ada masalah?”
“iya, lo tau nggak, tadi pagi gue ketemu sama cewek eh salah nggak sengaja nabrak dia, dan minuman yang gue bawa nggak sengaja tumpah di roknya, gue udah minta maaf, eh tapi masih aja marah-marah”!
“hah..hahahahahahah…! heh, jelas lah memangnya ada cowok yang mau di gitu in, kalo dia marah sih gue nggak Tanya”
“oh, jadi lo nyalahin gue gitu?”
“ya nggak,-“
Belum sempat teman cowok tadi melanjutkan pembicaraannya, kepala sekolah dan seorang siswi memasuki kelas tersebut. Kontan seluruh murid, berlarian menuju bangkunya masing-masing, dan kelas pun berubah menjadi hening. Meskipun ada beberapa yang berbisik bisik.
“selamat pagi anak-anak”
“pagi pak!”
“baiklah, hari ini kelas kalian kedatangan pindahan murid dari Surabaya, baik silahkan perkenalkan dirimu”
“hai, namaku Daphne, dan benar aku pindahan dari Surabaya, tepatnya dari SMA yang sama dengan kalian, aku harap, kalian semua dapat menerimaku dengan baik”
“oke anak-anak lakukan permintaannya, dia juga merupakan teman yang sangat baik, baiklah sekarang kamu duduk dengan.. ketua kelas, ketua tolong angkat tanganmu!”
“baik pak terimakasih”
Daphne pun akhirnya berjalan menuju bangkunya. Beberapa anak menatapnya dengan pandangan ramah, sedangkan beberapa murid lelaki menatapnya dengan pandangan suka, karena memang sesungguhnya dia sangat cantik. Ketika dia duduk.
“hai, jadi kau ketua kelasnya, sangat berwibawa, siapa namamu?”
“iya, namaku Jason, kau Daphne bukan?”
“yap, benar sekali, aku harap kita bisa berteman dengan baik”
Jason hanya tersenyum manis kepada cewek itu. Daphne yang melihatnya hany tersipu dan membalas senyum itu dengan senyum yang sama.
Fufu
Pelajaran dikelas itu, berlangsung dengan tenang
Hari itu pelajaran pertama yaitu fisika, dengan adanya Daphne dikelas itu, muridnya berubah menjadi 34, dengan siswa laki-laki berjumlah 17 dan perempuan berjumlah 17. Didalam pelajaran itu hanya Jason dan Daphne yang mendominasi, dan mereka berdualah yang banyak menjawab pertanyaan dari guru fisika. Membuat ke 32 murid lainnya menjadi malas untuk mengikuti pelajaran.
“baiklah anak-anak, cukup sampai disini pelajrannya, jangan lupa untuk mengerjakan pr dari ibu minggu depan kumpulkan tidak ada yang lupa!”
“baik bu..!”
“baiklah sampai jumpa minggu depan”
Kring..kring..
Bel istirahat pun berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas. Karena, Daphne sedang malas jadi dia hanya membaca novel di dalam kelas.
“hai, kenalkan namaku Dyana, kau siapa?”
“oh, hai juga, kenalkan juga namaku Daphne”
“kau tidak ingin keluar, seperti yang lainnya?”
“tidak karena aku sedang malas, kau sendiri?”
“yah, mungkin bias dibilang sama”
“hahahahahahaha……” tawa mereka berdua menggema didalam kelas.
Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuklah dua orang siswa yang sangat terkenal di sekolah itu, bukan hanya karena pintarnya, akan tetapi karena mereka juga cukup tampan dan tentunya keren.
“hay Jeremy, Jason!”
“hay… Dyana” balas Jeremy.
“hay” sedangkan Jason hanya membalas dengan bahasa yang ambigu.
Setelah itu mereka semua duduk di tempat masing-masing, Jason di samping Daphne, Jeremy disamping Dyana. Daphne hanya diam dan melanjutkan membaca novelnya yang sempat tertunda tadi. Jason, hanya makan camilan yang dia beli, sembari terkadang melirik ke arah Daphne membaca. Jeremy dan Dyana malah sibuk pacaran.
“kau, mengapa kau melirikku seperti itu?”
“aku? Melirikmu? Oh men, untuk apa? Seperti tidak ada kerjaan lain”
“oh jadi kau mulai mengelaknya?” Daphne menjawab dengan memutar bola matanya bosan.
“aku tidak mengelaknya! Untuk apa aku mengelak, Jason tidak akan pernah mengelak dari apapun, mengerti!”
“oh waw! Sombong sekali dirimu!”
“lho apakah itu menjadi masalah dalam dirimu?”
“tentu saja tidak!”
“hah, dasar wanita!”
“uhhh, kau, aku membencimu!”
Daphne lalu berlari keluar kelas tersebut. Jason, hanya terdiam dan menatap kepergian gadis cantik itu. Jeremy menghampiri Jason, sedangkan Dyana mentap Jason dengan penuh amarah, lalu berlari keluar kelas berusaha mencari Daphne.
‘apa yang kau lakukan Jason’ kata hati Jason dengan penuh penyesalan.
“Jason, are you okey men?” Tanya Jeremy.
“I’m not okay, I hate my self!”
“ohoho, jangan terlalu marah, sekarang lebih baik kita cari mereka dan aku minta maaf padanya atau mungkin mencoba untuk berbicara padanya.” Pinta Jeremy.
“ya mungkin”
Jason akhirnya beranjak meninggalkan tempat duduknya untuk bergegas mencari Daphne, sebelum akhirnya bel istirahat telah berakhir.
Kring..kring..
Sebelum Jason beranjak keluar, Daphne telah kembali ke kelas bersama dengan Dyana. Dia melewati Jason tanpa melihatnya sedikit pun. Jason ingin sekali menyapanya meski hany untuk mengucapkan kata ‘hai’. Namun, entah mengapa lidahnya menjadi sangat kelu.
‘Jason, kenapa kau tidak menyapaku? Apakah kau lupa padaku?’ batin Daphne.
Ketika pelajaran berlangsung pun keduanya tampak diam, meski seperti biasanya, sesekali mereka menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tersebut.
Fufu
Kriiiinggg…
Bel yang berbunyi panjang tadi menyatakan bahwa pelajaran telas usai dan sekolah telah berakhir, biasa disebut dengan kata PULANG. Semua murid pun segera menata barang mereka ke dalam tas kembali, dan segera berlarian keluar. Sama seperti halnya di kelas XI IPA 1 ini, terlihat Daphne, Dyana, Jeremy, dan Jason bersiap keluar.
“eh..eh.. uhmm.. besok kan hari minggu, gimana kalo hari ini kita jalan-jalan, yaa?” ajak Dyana.
“baiklah aku akan ikut, ayo Jason kau juga harus ikut!” pinta Jeremy.
“aku malas” sahut Jason kemudian
Karena pada saat itu Daphne hanya terdiam, akhirnya semua mata salah Dyana dan Jeremy memandangnya penuh harapan.
“kau ikut kan?” mohon Dyana
“haaahhh… apa boleh buat, baiklah aku ikut, tapi aku pulang dulu, dan meminta ijin, setengah jam lagi kita kumpul di sekolah, yang bawa mobil siapa?”
“aku dan Jason!” sahut Jeremy cepat
“WHAT???” “apa? Aku tidak mau! Aku kan sudah bilang aku tidak ikut” Jason mencak-mencak.
“halah, sudahlah, untuk kali ini saja, nanti aku akan mengganti bensin mu, yayaya?” Jeremy meminta-minta dengan jurus puppy eyesnya.
Fufu
Satu jam kemudian, di sekolah terlihat Jason dan Jeremy sedang menunggu 2 orang gadis. Tak lama kemudian munculah Daphne di gerbang sekolah, dia terlihat fashionable dan cantik, dengan rok mini warna cokelat tua, kemeja kotak kotak warna coklat muda dan sebuah cardigan, rambutnya di urai menyamping dengan jepit pita sederhana, tak lupa boot heels membalut indah kakinya. Jason dan Jeremy terpana melihatnya.
‘wow, dia cantik banget,’ batin Jason
Deg..deg..deg..
“hai, uhmm, dyana mana? Belum datang”
“ah?eh?oh? eh, maksudnya belum dating kok, kamu cantik banget, sampe-sampe Jason nggak kedip lihatnya” goda Jeremy.
Daphne tersipu malu mendengarnya, dan terlihat semburat merah menghiasi pipinya. Dia melirik Jason, terlihat Jason sangat malu dan hanya bias memalingkan wajahnya ke arah lain.
Tak lama kemudian Dyana datang dengan tergopoh-gopoh.
“maaf ya teman-teman, hehe!”
“tak apa, oh iya, ayo kita berangkat, aku dengan Dyana, Daphne dengan Jason.” Jelas Jeremy.
“hn” sahut Jason ambigu.
Fufu
Mereka akhirnya berada di sebuah bioskop terkenal. Jeremy dan Dyana sedang mengantrikan tiket masuknya, sedangkan Jason dan Daphne sedang membeli camilan seperti pop corn dan soft drink. Mereka berempat lalu memasuki bioskop, dengan riang.
“Jeremy, film apa yang akan kita lihat!” Tanya Daphne.
“pokoknya bagus deh, ntar liat aja, oke!” jawab Jeremy dengan cengiran khasnya tersebut.
Daphne akhirnya terdiam dan duduk di samping Jason. Tak lama film pun di putar terlihat judul yang muncul yaitu, “Breaking Down”. Daphne menganga melihatnya.
Film itu menceritakan kisah romantic antara vampire dan manusia. Mereka semua melihat itu dengan sangat antusias, sampai akhirnya pada klimaks dari cerita tersebut, Daphne hanya mampu untuk menutup mata, yang notabene sudah tau cerita tersebut.
Akhirnya dia berjalan keluar dari dalam gedung bioskop itu, kemudian menuju ke depan. Dia tak tahu apabila Jason berjalan mengikutinya, entah karena apa, apakah Jason khawatir akan Daphne. Sampai di depan Daphne akhirnya sadar bahwa ia sedang diikuti oleh seseorang segera menoleh ke belakang untuk melihat orang itu. Dia sempat kaget ternyata orang itu adalah Jason.
“sedang apa kau disini? Kau mengikuti ku ya?”
“apa? Aku ? mengikutimu? Untuk apa? Bahkan itu tidak memberikan untung sedikit pun terhadap ku.”
“hish kau ini, menyebalkan sekali menjadi cowok. Sudah sombong, sok-sokan, dan sekarang menyebalkan, huft kejelekan apa lagi yang ada padamu nanti ya?”
“hei! Apakah di matamu aku ini adalah orang yang seperti itu?”
“ta-tapi memang seperti itu, yang aku tahu, lagi pula untuk apa aku mengetahui tentang mu.!”
Jason yang sedang marah sangat ingin sekali menampar wajah tak berdosanya Daphne, tapi dia menahannya. Daphne lalu melengang pergi meninggalkan Jason sendiri.
Ketika Daphne berjalan sambil menggerutu, dia tak sadar bahwa bahaya sedang mengintai dirinya. Ada tiga orang preman yang sedang mabuk, tiba-tiba mendatangi Daphne. Dia yang sedang sendiri hanya mempu menahan takut dengan bertanya kepada mereka dengan gaya sok beraninya. Mungkin jika dilihat tubuh Daphne begitu gemetaran.
“mau apa kalian?”
“wah..wah..wah.. ada gadis cantik rupanya malam-malam begini.?” Jawab salah satu preman.
“bagaimana kalau kau menemani kita, mau kan?” preman satunya mencoba merayu Daphne dengan mencolek wajahnya. Daphne tak tinggal diam dirinya mencoba mengelak.
“berani juga kau rupanya?”
Daphne yang merasa terdesak mencoba mundur kebelakang, ketika dia hamper terpojokkan dia berteriak dengan kencang. Sampai akhirnya Jason mendengar teriakan itu. Jason lalu berlari ke arah asal teriakan itu. Sampai akhirnya….
“woi, lepasin cewek itu!” kata Jason (sok gentle banget dia)
“lu mau apa, memangnya ini cewek lu?” Tanya si preman yang tak mau kalah.
“kalo iya, kenapa? Kamu mau apa? Mau menghajar ku?”
“lu berani banget sama kita-kita, masih ingusan juga.
Tiba-tiba
BUAGH… DUAGH… hyatt…, brak..brak…
Jason tanpa ampun menghajar ketiga preman kurang ajar tersebut. Preman-preman itupun menyerah dan akhirnya pergi. Terlihat Daphne yang masih ketakutan dan badannya yang gemetaran. Jason membawa Daphne kedalam pelukan hangatnya, mengusap kepalanya dengan penuh sayang. Dia lalu membawanya kedalam mobil, untuk segera diantar pulang. Akhirnya dia memberitahu kepada Dyana dan Jeremy, bahwa dia pulang duluan dengan Daphne.
Fufu
Sampai di rumah Daphne, dia mengetukkan pintu rumahnya. Ibunya pun membuka kan pintu itu.
“Jason!”
“malam tante, maaf ganggu, saya cuma mau mengantar Daphne pulang.”
“masuklah dulu Jason, tante kangen sama kamu. Mau ngobrol bentar boleh?”
“boleh kok tante, kebetulan mami sama papi belum pulang dari Australia.”
Akhirnya Daphne, Jason dan tante Mira (mamanya Daphne) masuk kedalam. Mereka bertiga duduk di ruang santai.
“bagaimana kabarnya Jason?”
“baik kok tante, tante sendiri gimana kabarnya? Lama nggak ketemu ya tante, semenjak saya putus sama Daphne, dan saya pindah ke New York.”
“iya, tante juga baik kok. Lho iya kenapa gak nerusin sekolah di New York aja, kan enak? Lumayan bisa cepet pinter bahasa inggrisnya, kok balik ke Indonesia.?”
“males te, disana itu gak selalu enak kok, apalagi yang namanya pergaulannya, wih gak ada etika sama sekali, sebenarnya disana enak ceweknya cantik-cantik, pendidikannya juga maju. Tapi, gak tau ya te saya pingin balik ke sini lagi, mungkin saya kangen sama Daphne.”
“ahahahaha…. Bisa saja kamu Jason, kamu tetap seperti yang dulu.”
“masa sih te berarti aku masih ganteng dong.”
Daphne yang sedari tadi juga msih setia mendengarkan cerita itu hanya memutar bola matanya ringan, dan akhirnya beranjak dari tempat itu untuk ganti baju. Sepertinya dia lupa kalau tamunya belum dijamu dengan camilan dan secangkir minuman. Dia lalu berlari ke kamarnya.
Didalam kamar Daphne hanya menggumam dan menggumam tentang hubungannya dia dulu dengan Jason. Di berharap semoga mamanya tidak membicarakan hubungannya dulu.
Fufu
Sementara di ruang santai tadi terlihat dua manusia yang masih tengah asyik berbicara menanyakan kabar masing-masing.
“Daphne kenapa tante?”
“gak tau, malu kali liat kamu tambah ganteng.”
“ah tante bisa aja, tante juga tambah cantik kok, awet muda aja dari dulu.”
“makasih lho Jason, kamu itu ternyata pinter ngerayu juga ya, makanya dulu Daphne luluh aja sama kamu.”
“masa sih tante? Perasaan dia kalo aku godain diem aja, gak ada ekspresi, datar gitu, jadinya kan males kalo aku godain gitu, gak ada respon, kayak ngomong ama boneka?”
“iya, eh memang kalo di luar kelihatannya gitu, kamu aja sih gak peka, kalo dirumah lho dia itu kerjaannya senyam-senyum sendiri, jadi bingung kan.”
“ahahah, pasti lucu banget ekspresinya y ate, jadi pengen kayak dulu lagi.”
Tiba-tiba Daphne datang dengan membawa tiga cangkir the dan sekaleng biscuit untuk di suguhkan kepada tamu itu. Daphne memandang kedua wajah manusia itu dengan pandangan penuh tanda tanya dan kecurigaan. Setelah meletakkan nampan itu, dia duduk di samping Jason.
“kalian berdua sedang membicarakan apa? Sepertinya serius dan menyangkut aku juga?”
“kita tidak sedang membicarakan apa-apa kok, jangan memasang wajah seperi itu, aku terlalu takut melihatnya.” Jason terlihat mulai menggoda Daphne kembali.
Sedangkan mamanya yang sadar akan keadaan akhirnya memilih menyingkir dari ruangan itu, dan membiarkan kedua remaja itu menikmati masa muda mereka.
“tante masuk dulu ya, kalian ngobrol-ngobrol aja.”
“oh iya tante,” jawab Jason.
Daphne mendelik ke arah Jason yang menyetujui pernyataan mamanya tadi. Dia tak ingin mamanya masuk karena dia takut kalau dia nanti akan terjerat pesona Jason kembali. Meskipun hatinya masih sangat ingin kembali dengan Jason. Oh sungguh alasan yang sangat tidak logis. Daphne sungguh peempuan yang munafik dan tidak mau mengakui perasaanya sendiri. Bukannya dia perempuan yang munafik hanya saja dia terlalu malu untuk mengakui
“Daphne?”
“ya Jason.”
“maa






Rabu, 30 Mei 2012

My Rival My Love

MY RIVAL MY LOVE Author : DJ Ryeosomnia Genre: Romance, humor, and freindship Disclaimer : tetap milik DJ Ryeosomnia Chapter 1 : new life new friend Jakarta, 01 Januari 2012 jam 07.00 Pagi ini Rika datang ke Jakarta, dia baru saja pulang dari Syedney Australia, karena selama ini dia di sana menjadi model dan penyanyi. Hari ini dia menggunakan celana pendek beberapa centi di atas lutut, kaos kerah longgar yg turun hingga lengan kanan atas berwarna ungu, kacamata hitam, rambutnya di kepang samping, dan beberapa koper pakaian. Sungguh menawan dan pastinya simple. Oh ya jangan lupa headphone, ipod shuffle, dan iphone 3g s miliknya. ‘and the worst part is before it gets any better we’re headed for a cliff and in the freefall i will realize i'm better off when I hit the bottom’. Suara handphone Rika berbunyi, diapun segera mengangkatnya. “,hello mam, what happen.?” “, oh no dear, what are you doing?” “, i’m break now, mmm... “ “, oh okay, in there you live at apartment, so me and your father give a apartment.” “, thank you mam.” “, oh ya, mami juga kasih kamu mobil sport kesukaan mu, gimana,?” “, beneran mi, aduuhhh.. makasih ya..” “, ya udah mami tutup telfonnya, dadaaa...!” Rika menutup telfonnya dan tersenyum dia lalu beranjak dari tempat itu, sembari membawa trolinya, ketika sedang berjalan. Brakkkkk..... “, ma-maaf mbak gak sengaja, loe gak papa kan,?” “, gak papa gimana sakit tau, loe itu kalu ja-“ “, apa.?” “, gak, aduh sialan loe, baru aja dateng dari Syedney, udah capek sakit lagi, aku ini model tapi kok sial mulu bawaannya.” “, kamu model,? Ayo aku antar kamu pulang, maaf tadi aku menabrak mu.” “, eh,? Apa nggak kok gu-gue bukan model.. iya bukan, loe pasti salah denger deh, iya bener.” “, mana mungkin gue salah denger telinga gue masih berfungsi normal kale..!” “, ehm.. ta-tapi, loe jangan bilang siapa-siapa, awas loe!” “, hahaha.. iya iya loe tenang aja, ya udah sekarang kita pulang yukk.. ke apartment loe.” Mereka berdua pun lalu berjalan menuju mobil milik Reno. Lalu Reno membukakan pintu untuk Rika, dia ragu untuk masuk kedalam mobil mewah itu. Reno lalu menyuruhnya untuk masuk kedalam nya. “, ayo Rika, cepetan!” “, ah, i-iya..” Brrrmmmm...... Mobil sport Reno melaju kencang membelah jalan raya itu. Rika terdiam memandangi jendela, sedangkan Reno hanya fokus dengan kegiatan menyetirnya sembari sesekali melihat ke arah Rika. Tak lama kemudian mereka sampai di apartment milik Rika yaitu Blue Ocean Apartment. Ketika masuk mereka sudah di sambut dengan para pelayan di sana. “, selamat pagi nona Rika tuan muda Reno,” “, selamat pagi, eh apa.? Tuan muda? Memang dia ini siapa?” “, oh, ini nona dia ini pemilik apartment sebelah.” “, oh begitu, ya sudah ini ya tolong barang-barang saya bawa ke ruangan saya, saya ingin mengajak dia berkeliling melihat-lihat.” “, baik nona.” Tak lama Rika segera menggandeng tangan Reno untuk mengajaknya berkeliling melihat seluruh apartment. Reno hanya terdiam ketika di gandeng tangannya. Mau tahu kelanjutannya, ikuti terus ceritanya, dan jangan lupa buat comment. Semoga ceritanya menyenangkan. Salam manis dari author.

Selasa, 24 Januari 2012

 
Teen love Story Blogger Template by Ipietoon Blogger Template