Kadang, orang harus kehilangan sesuatu dulu untuk menyadari arti sesuatu yang lain.
Saat itu, aku belum menyadari kalau yang kuliahat bukan sesosok gadis berseragam SMA, tapi titisan malaikat.
Saat itu, aku megatakan satu hal yang tanpakusadari, akan menjadi satu permintaanku kepada Tuhan. Taukah kau apa permintaanku?
Saat itu aku merasa hanya ada kita berdua di dunia yang luas
ini. Aku bias merasakan detak jantungmu di punggungku. Aku bisa
merasakan hembusan lembut napasmu. Aku ingin waktu terhenti, tapi detik
terus berjalan.
Apa kau ingat saat itu? Saat aku mengatakan kita ada di dunia
yang sama? Itu juga berlaku untuk seberapa pun jauh jarak yang
memisahkan kita
Selama kita bernapas di udara yang sama, berpijak pada tanah
yang sama, dan ada di bawah langit yang sama, seberapa pun jauh jarak
yang memisahkan, kita tetap ada di dunia yang sama. Tidakkah kau pikir
begitu?
Kalau saja aku tahu apa yang kau rasakan saat itu, aku pasti akan menemanimu.
Saat itu aku belum menyadari, kalau kau adalah satu-satunya
alasan mengapa aku berat meninggalkan kampung itu. Saat itu, akau
hanyalah seorang anak muda yang belum mengenal cinta dan hanya
memikirkan cita-cita. Maafkan aku karena telah meninggalkanmu.
Saat itu aku berpikir, hari itu adalah hari ketrika keajaiban
terjadi. Tapi kemudian aku sadar, kalau itu bukanlah keajaiban. Itu
adalah takdir.
Apa kau tahu? Mendengar tawamu lagi setelah lima tahun tidak mendengarnya, membuatku kembali ingat apa rasabya bahagia.
Hatiku selalu sakit tiap kali mendengar kabarmu, tidak tahu
apa-apa tentangmu adalah hal yang paling tidak ingin kulalui lagi. Sudah
sejauh ini aku mengejarmu dan tak akan pernah melepasmu lagi.
Ingatkah kau pada hari itu? Itu adalah hari saat aku
memarahimu untuk pertama dan terakhir kalinya. Aku kan melakukan apa pun
untuk menyakinkan bahwa kita berada di didunia yang sama.
Apa kau tahu, dimana tempat paling baik untuk kita? Jawabannya adalah di sisi satu sama lain,
Saat itu aku tidak ingin kau terkena flu. Aku tidak ingin kau
terus-terusan ada di luar ruangan. Aku ingin menjagamu tetap hangat.
Aku iongin kau hanya menyusahkanku dan bergantung padaku. Apa aku
terlalu egois?
Ada yang mengatakan alasan-alasan mengapa dua orang tidak
bisa disatukan dalam ikatan pernikahan, tapi , entah mengapa aku tak
bisa menerima alasan itu begitu saja. Memang mengapa kalua kita masih
muda? Memang mengapa kalu kita belum bekerja? Anggap aku bodoh, tapi si
bodoh ini mencintaimu.
Aku ingat, malam itu aku berlari tak ada hari esok. Aku
berlari menuju cahaya. Aku berlari menuju masa depan. Aku berlari menuju
dirimu.
Aku tidak mau masa depan yang tidak ada kamu.
Apa kau tahu, malam itu, saat aku memelukmu, aku tahu aku
telah melakukan hal yang besar. Aku piker, saat itu aku melakukan hal
yangbesar.
Saat itu aku hancur, aku hancur. Aku benar-benar hancur dan
tak bersisa. Isi kepalaku hanya tentang dirimi, dan tak ada yang lain.
Aku terlalu mencintaimu sampai rasanya menyakitkan.
Ingatkah kau? Saat aku mengatakan Selama kita bernapas di
udara yang sama, berpijak pada tanah yang sama, dan ada di bawah langit
yang sama, kita ada di dunia yang sama? Saat ini kau sudah tidak
memenuhi persyaratan itu.
Tapi, apa kau juga ingat aku pernah mengatakan kalu dirimu adalah kasus special?
Dalam hal ini, dimanapun kau berada, seberapa pun jauh jarak
memisahkan kita, kita tetap berda di di dunia yang sama. Aku yakin itu.
Akhirnya sekarang aku mengerti perkataanmu dulu kalu kadang
orang harus kehilangan sesuatu dulu untuk menyadari arti sesuatu yang
lain. Aku senang kita bertemu. Terima kasih sudah mencintaiku.
Minggu, 10 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)